ABSTRACT. This paper discuss about how agency theory in
perspective attitude. If we clarify about agency theory so in discussing cannot
separated with behavior of manager in doing earning management, because earning
management is one of way that doing by manager in order to maintaining of
achievement in front of principal in the most society consider that earning
management is legality action, not
harming another side and enabled (deed of manager heaving the character of positive),
but in their action earning management is often to behavior of manager heaving
the character of negative, here the problem is how the manager can differences
among practice of earning management that bring the negative influence (it
means that we must avoid) and how we can practicing earning management and
bring it in positive influence (it means we can do it). In the general of main
side of this paper is in the agency theory have explain about the relation
between agent and principal. In the practice is manager as organizer of company
will more known about the information internal and external related to present
day company prospect and a period of come to be compared owner of company. So
the information came to be the owner of company some time in appropriate within
the fact of condition, that condition is familiar with term information
asymmetry. In the information asymmetry both of them will giving opportunity
for manager to do earning management.. Manager only will doing earning
management that positive character if they have the good attitude, because
basically manager that they have the good attitude always acting what conscience
word so each every decision and step of will express ethical behavior.
Keywords : Agency Theory, Earning Management,
Manager Attitude
KESIMPULAN
Dari paparan di atas dapat penulis simpulkan bahwa
sebenarnya banyak cara agar dalam menjalankan aktivitasnya manajer bertindak
wajar (tidak bertentangan dengan etika yang ada) dan tidak melakukan hal-hal
menyimpang yang bisa merugikan pihak lain sementara hanya dirinya sendiri yang diuntungkan.
Atau banyak cara untuk menghindarkan seorang manajer dari tindakan moral
hazard. Perilaku etis dalam aktivitas manajer sebenarnya bisa dijadikan sebagai
pengendali utama agar manajer mampu menjalankan aktivitasnya secara jujur dan
melaporkan apa adanya pada pihak-pihak yang berkepentingan. Karena hal itu
timbul dari dalam diri manajer maka apa yang dilakukan manajer adalah atas
kesadaran pribadi bukan paksaan dari luar yang berupa aturan-aturan dan jika
dilanggar akan ada sanksinya. Jika sikap baik itu muncul karena kesadaran dari
dalam diri seorang manajer maka hal itu akan jauh lebih baik dibandingkan
manajer itu berbuat baik karena takut melanggar aturan-aturan yang jika nanti
terbukti akan mendapatkan sanksi, tindakan manajer yang didasarkan pada hanya
ingin taat pada aturan, maka kemungkinan dia untuk melanggar dan melakukan
moral hazard tetap ada, karena dia akan berpikir selama tidak ketahuan maka dia
tidak akan terkena sanksi. Berbeda dengan kalau tindakan manajer itu didasarkan
pada perilaku etis yang melekat pada pribadi seorang manajer, maka setiap
tindakan dan keputusannya akan selalu merujuk pada etika dan norma-norma yang
ada, dan secara otomatis seorang manajer akan terhindar dari perbuatan moral
hazard.
Sehingga bisa disimpulkan bahwa peran etika dalam
hal ini sangat besar pengaruhnya terhadap setiap keputusan yang diambil oleh
manajer, dengan berpegang pada etika dan norma-norma yang ada maka dalam
bertindak manajer akan dikontrol oleh hati nuraninya. Karena kebenaran dan
kejujuran akan selalu dikatakan oleh hati nurani, maka dalam setiap tindakan
akan selalu dirujuk pada hati nurani, sehingga hal itu akan memposisikan
seorang manajer dalam tindakan yang selalu benar bagi banyak orang.
No comments:
Post a Comment